Suara.com - Pengakuan saksi bernama Ahmad Syahrul Ramadhan di persidangan pembunuhan berencana Brigadir J minggu lalu sempat membuat majelis hakim terkejut.
Sebab Syahrul mengaku mendapati jenazah Nofriansyah Yosua Hutabarat dalam keadaan memakai masker hitam. Padahal Brigadir J kemudian disebut tidak memakai masker saat tiba di rumah Duren Tiga.
Mengenai kondisi jenazah yang tiba-tiba memakai masker ini belakangan diduga untuk menyembunyikan jejak kejahatan terdakwa Ferdy Sambo.
Disampaikan pengacara Bharada E, Ronny Talapessy, bisa jadi masker itu untuk menutupi bekas tembakan di kepala Brigadir J yang konon dilepaskan Sambo.
Baca Juga: Ronny Talapessy Rela Tak Dibayar Demi Membela Bharada E
"Disampaikan (sopir ambulans) jenazah Brigadir J sudah dibalik, kemudian sudah tidak memakai baju, kemudian dipakaikan masker. Dugaan kami itu yang dipakaikan masker untuk menutup lubang tembak dari kepala ke hidung," ujar Ronny dikutip Suara.com dari program Primetime News di kanal YouTube metrotvnews, Selasa (15/11/2022).
Hal itulah yang membuat Ronny meminta agar hakim memeriksa CCTV. "Karena faktanya almarhum Yosua ini dari rumah Saguling ke Duren Tiga tidak memakai masker," tuturnya.
Ia merujuk kepada rekaman CCTV yang disebut-sebut membuat sejumlah anak buah Sambo ketakutan sebab memperlihatkan Brigadir J masih hidup. Padahal pada jam tersebut, menurut pengakuan Sambo sebelumnya, Brigadir J seharusnya sudah meninggal akibat tembak-menembak dengan Bharada E.
Pengakuan Sopir Ambulans Penjemput Jenazah Brigadir J
Ahmad Syahrul Ramadhan dihadirkan sebagai saksi untuk terdakwa Bharada E, Bripka RR, dan Kuat Ma'ruf di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Senin (7/11/2022).
Ia mengaku melilhat Brigadir J sudah tergeletak berlumuran darah dengan posisi telentang serta memakai baju putih.
"Posisinya telentang, Yang Mulia. Cuma pakai baju. Wajahnya ditutupi sama masker, warna hitam, Yang Mulia," terang Syahrul.
Syahrul mengaku diminta sejumlah anggota polisi untuk memarkirkan ambulans di sisi samping rumah Duren Tiga. "Sampai di dalam rumah saya kaget karema ramai dan banyak juga kamera. Saya ikuti police line. Lalu saya terkejut di samping tangga ada jenazah," ujar Syahrul.
Kepada majelis hakim Syahrul mengaku melihat jenazah Brigadir J masih dalam posisi tergeletak berlumuran darah. Seorang anggota polisi kemudian meminta Syahrul untuk memeriksa nadi Brigadir J.
"Saya cek sudah tidak ada nadinya," tandas Syahrul.